Ayah, Kopi, dan Prinsip Hidup

Kopi dan Prinsip Hidup
sumber:  unsplash


Siang itu aku berada dalam kondisi sangat lelah, kubiarkan air mata mengalir sedikit demi sedikit dalam suatu ruangan. Tangisku pecah.

Tok.. Tok.. Tok… terdengar suara ketukan pintu

“La, ada apa?,” sahut kakaku.

Aku hanya diam, tidak sanggup untuk mengeluarkan suara.

“Gimana hasil tesnya?”

“Belum lulus”

Kakakku berusaha menenangkanku, ia memberi nasihat.

“Ya tidak apa-apa, nanti bisa dicoba lagi. Jangan sedih”

 

Nasihatnya sedikit menenangkan, namun rasa kekecewaan tidak bisa begitu saja hilang. Bukan karena kecewa karena Allah belum mengizinkan lulus, melainkan kecewa terhadap diri sendiri. Makan, minum, dan melakukan aktivitas lainnya pun menjadi terganggu, aku seperti orang yang tidak bersemangat dalam hidup.

Keesokan harinya, Ayah mengajakku ngopi, berbeda dengan ibu yang sukanya ngeteh. Udara di hari tersebut sangat sejuk bak berada di atas pegunungan. Asap dari kopi hangat menguap ke atas. Sambil menyeduh kopi, ayah memberikan sepatah dua kata nasihat.

“Kemarin hasilnya belum lulus ya?”

Aku mengangguk menandakan iya.

“Sudah berapa kali tesnya?,” tanya Ayah.

“Beberapa kali yah”.

“Yaudah gapapa, itu namanya perjuangan. Yang terpenting dalam hidup adalah mau berusaha. InsyaAllah ada jalannya. Siapa tahu Allah ingin kamu mencoba jalan yang lain”.

“Iya benar juga yah”.

 ***

Jleb ingatanku kembali pada doaku. Aku meminta agar Allah menunjukkan jalan yang terbaik untukku karena aku pun berada dalam kebingungan jalan mana yang harus aku prioritaskan terlebih dahulu. Diantara keraguan untuk kembali pada jalan semula atau mengambil jalan lain terlebih dahulu, Allah memberikan petunjuk ketika semua urusan seutuhnya sudah aku pasrahkan. Ada suatu kejadian yang mengharuskanku melangkah pada jalur yang sebelumnya belum pernah kutempuh.

______

Mengutip dari perkataan Dewi Nur Aisyah, “Apa yang kita lihat, apa yang kita dengar, dsb itu terbatas. Maka pasrahkan semuanya kepada Allah, karena Allah mengetahui mana yang terbaik”.

Teruntuk siapapun pejuang yang saat ini belum bertemu dengan titik berhasilnya, semangat!. InsyaAllah ada jalannya selagi kita mau berusaha. Jika nanti bertemu jalan buntu, maka mintalah pencerahannya pada Sang Kuasa, jalan mana dulu yang harus dilalui.



Posting Komentar

0 Komentar