Jumat Barokah

Jumat minggu pertama bulan September diawali dengan perjalanan mengitari Taman Kambang Iwak (KI Park). Pukul 13.00 WIB Aku, Simut dan Amal berkumpul di KFC lalu melanjutkan perjalanan ke kantor pajak yang letaknya berada diseberang KFC. Akan tetapi kami tidak menuai hasil.

Lalu kami berjalan tidak tahu arahnya kemana, yang terpenting adalah bertemu orang sesuai target penelitian. Lucunya tidak ada orang kantoran ataupun pegawai, kami hanya bertemu pengendara lalu lintas. Tiba di tengah penyebrangan jalan, kami melihat ada kantor TNI. Berhubung TNI termasuk dalam salah satu kriteria responden, kami mencoba masuk dengan mental takut.

"Halo ada apa dek, ada yang bisa dibantu?," sapa salah satu TNI

Kami memperkenalkan diri dan meminta izin untuk melakukan riset penelitian. Dengan bermuka manis dan bertutur kata sopan, kakak tersebut mengarahkan kami agar membuat surat riset terlebih dahulu. 

"Yah.....," gumam kami.

Belum sempat langkah kaki kami menuju keluar dari kantor, kami dipanggil oleh seorang bapak yang berada di pos jaga. Ia mempersilahkan kami untuk melakukan wawancara. Kami diajak masuk ke dalam suatu ruangan. Ternyata bapak tersebut adalah Wakil Ketua TNI Kudam.


"Berapa banyak responden yang dibutuhkan,?" tanya beliau.

"Sebanyak-banyaknya pak," jawab Simut.

Bapak tersebut bernama Abrico. Ia meminta izin sebentar untuk membagikan kuisioner ke bawahannya. Kami ditinggal di ruangan ber-AC dengan tiga botol cimory, pemberian beliau. Selama menunggu kuisioner, Bapak tersebut berbagi cerita dan memberikan petuah.

"Hidup ini pilihan dan tidak ada yang tidak mungkin jika kita mencintai-Nya. Jika kita mencintai-Nya lebih dari apapun maka Allah juga akan mencintai kita," tutur Pak Abrico. "Jika panggilan dari-Nya selalu kita tunda maka jangan salahkan jika keinginanmu juga ditunda dulu," lanjutnya.

Ia juga bercerita tentang tiga anaknya. Pertama, berumur 17 tahun seorang  hafidzah yang berkesempatan ke Turki dengan beasiswa full funded. Dua anak lainnya juga pandai menghafal Alquran.

Sebelum menutup percakapan Ia membagikan sedikit cuan untuk ongkos pulang. Kami pun speechless masih ada orang yang baik di dunia ini.

Posting Komentar

2 Komentar