Menanti Sunrise

Ada yang hijau tapi bukan cat rumah,
Ada yang segar tapi bukan ruang berAC,
Ada suara kicauan tapi bukan bising kendaraan

Desa,
Pemandangan hijau, Udara bersih, dan suara kicauan burung, itulah hal yang terlintas dibenakku layaknya tulisan dan gambar yang kerap kali aku lihat semasa belajar dibangku Sekolah Dasar.

Sekitar 2 hari 1 malam akhirnya aku dan rombongan berhasil tinggal sementara disebuah desa, Desa Kotadaro II, Ogan Ilir dalam rangka kegiatan Mitra Desa salah satu organisasi.

Kami tiba didesa yang dituju pada sore hari setelah melalui jalanan yang terbilang cukup membuat perut terguncang, sebab jalanan menuju desa ini belumlah semulus jalanan tol.

Setiba didesa, kami segera bergegas menyusul rapat yang sudah berjalan beberapa menit. Rapat bersama para remaja desa untuk merencanakan kegiatan dalam rangka memperingati HUT RI. Didalam rapat tersebut, kami akan mengadakan berbagai lomba yaitu lomba balap karung, dandan, makan kerupuk, memasukkan paku dalam botol, membawa ekar di sendok dan panjat pinang.

Keesokan harinya, sebelum mengelar perlombaan, kami menanti sunrise di desa. "Wah, indah sekali," gumamku. Seperti yang terlintas sejak awal memutuskan untuk ke Desa, sunrise disini benar-benar memanjakan mata, seketika kedamaian itu bersemayam didalam dada dan suasana ini seakan membuktikan bahwa nikmat Allah itu begitu indah.

Fabiayyi‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan

Sunrise di Desa Kotadaro II

Setelah memanjakan mata, kami bergegas merealisasikan satu per satu lomba yang sudah direncanakan. Sungguh menarik melihat antusias anak kecil, ibu ibu dan bapak bapak dalam memeriahkan lomba. Suasana seperti ini jarang kutemui, semenjak smp berbagai lomba menyambut Hari Kemerdekaan tidak digelar dikota, kawasan rumahku. Sebenarnya ada cerita lucu dibalik perlombaan ini, ah tapi nampaknya kurang tepat bila kuceritakan sekarang (*nantikan cerita ini pada sesi khususnya).

Posting Komentar

1 Komentar