Filosofi Lilin dan Self Awareness

Beberapa tahun belakangan, istilah self awareness hangat diperbincangkan. Menurut Morin (2021) dalam jurnalnya, self awareness merupakan pemberian perhatian kepada diri sendiri. Lalu, apa hubungannya dengan filosofi lilin?

filosofi lilin

Lilin seperti yang kita ketahui ialah sebuah alternatif penerangan jika mati lampu ataupun dipergunakan untuk kepentingan lainnya. Dibalik fungsinya, lilin mengandung suatu makna mendalam.

Lilin yang menghasilkan cahaya, lambat laun akan menghilang karena ketika ia memberikan cahaya maka ketika itu juga ia membakar dirinya.

Hal ini bisa dimaknai bahwa kadangkala manusia selalu ingin menebar manfaat yang luas namun disaat yang bersamaan ia juga membakar dirinya. Kok bisa?

Mari kita umpamakan begini. Ada seseorang sangat ambisius menyebarkan kebermanfaatan di berbagai wadah misalnya A hingga E, disaat yang bersamaan juga terjadi penurunan self awareness. Ia tidak menyadari hal-hal dalam dirinya, seperti melupakan hakikat kewajibannya yaitu ibadah wajibnya menjadi kacau dan tidak khusyuk. 

Seseorang pernah berkata, "Jadilah seperti matahari, ia menerangi namun tidak membakar diri".

Hmm ungkapan tersebut kurang lebih bermakna teruslah berbuat baik dan teruslah memupuk diri.

Posting Komentar

3 Komentar

  1. Jadilah lampu. Jangan jadi lilin. Lilin bakal habis heheeh

    BalasHapus
  2. Mau komen "jadilah lampu", tapi dah ada wkwk

    BalasHapus
  3. padahal matahari juga termasuk "menerangi yang membakar diri". 5 miliar tahun kedepan matahari pun akan "selesai membakar dirinya" ahahah
    tp at least masa pakai matahari terkesan lifetime of human life :p

    BalasHapus