Buku Calon Jenazah
Penulis: Ahmad Rifa’I Rif’an
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit: 2020
Jumlah Halaman: 185
Sinopsis
Hidup adalah helaan napas, yang
suatu saat akan kita embuskan untuk terakhir kalinya. Kini kita di atas tanah,
tapi tak lama lagi tanah di atas kita. Dunia memang bukan tempat tinggal,
tetapi tempat meninggal. Lantas, apa yang kita sombongkan? Apa yang kita
banggakan? Raga kita menjadi santapan binatang tanah. Tabungan kita menjadi
warisan yang diperebutkan. Kendaraan mewah berganti dengan keranda. Rumah megah
berganti dengan liang di dalam tanah. Emas dan perhiasan tak ada yang dibawa.
Pakaian branded telah berganti kafan.
Jabatan tertinggi adalah pensiun. Gelar tertinggi adalah almarhum.
Review
Pertama kali melihat judul buku
calon jenazah yang terlintas dibenakku adalah tentang pengingat kematian. Buku
ini saya baca ketika diri sedang lelah-lelahnya menjalani kehidupan hehe. So,
buat kalian yang sedang berada dalam posisi yang sama, buku ini rekomendasi
untuk dibaca sebagai sarana merefleksikan kembali diri yang gundah gulana.
Kelebihan Buku
Subtema dalam buku calon jenazah terkesan sederhana bahkan banyak dari kita yang sudah pernah menemukannya dalam kehidupan. Namun, hal yang membuat beda adalah cara pengemasannya, cara analoginya, atau mungkin mengingat kematian memang sesuatu hal yang asyik. Ada banyak tema yang diangkat seperti konsep rezeki, sedekah, sholat, membaca Alquran, dan aspek spiritual lainnya.
Satu kesimpulan yang begitu menarik perhatianku adalah bagaimana seorang muslim harus memiliki pola pikir dan tindakan yang baik. Contoh kasusnya ketika ingin bersedekah, tidak jarang kita takut harta yang ada akan habis, kita hanya memberikan sisa-sisa dari tabungan kita, yang padahal itu semua adalah titipan Allah SWT dan sudah dijelaskan juga bahwa ketika berbuat baik maka kebaikan itu akan kembali kepada kita sendiri.
Contoh lainnya adalah sedikitnya waktu yang kita gunakan untuk bermesraan dengan Sang Pencipta, melihat gadget 1 jam tidak mengantuk, sedangkan membaca Alquran baru 1 halaman mengantuknya luarbiasa. Secara keseluruhan, menurutku buku ini useful for my life. Oh ya, sebenarnya buku ini kurang lebih adalah ringkasan dari buku sebelumnya yakni Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk.
Kekurangan Buku
Tampilan buku berwarna hitam
putih dengan desain yang sederhana. Namun, lagi-lagi kekurangan ini tidak
terlalu esensial bagi seorang pembaca yang mengutamakan makna bukunya.
0 Komentar