Pare bercerita judulnya, terinspirasi dari sebuah nama eatery. Banyak cerita nano-nano didalamnya. Kebanyakan anak rantau menganggap pare itu jahat. Kenapa dibilang jahat?. Ya, karena pare merupakan tempat yang temporer. Baru satu, dua, tiga bulan dekat dengan teman baru lalu harus dipisahkan oleh jarak wkwkwk.
Periode pertama berada di Pare rasanya pahit. Beberapa hal mau tidak mau harus beradaptasi seperti budaya, menahan emosi negatif, dan gaya bicara. As you know anak palembang kalo bicara terlihat ngegas dan orang lain mengira marah. Kita juga harus beradaptasi dengan kelompok keluarga di camp.
Lambat laun dua bulan di pare bisa dilalui dengan santuy. Pare mengajarkanku banyak hal terutama dari rasa kekeluargaan dan pertemanan. Aku memiliki 3 tutor camp dan 1 diantaranya terkategori paling dekat. Namanya miss Naila, orangnya lucu, baik dan selalu mengingatkan untuk mengingat Allah, misalnya untuk sholawat jika hendak berpergian. Dibawah naungan para tutor, teman se-camp-ku memberi label camp sebagai Islamic Boarding School, seringkali kami memutarkan sholawat dan juga almatsurat. Kami juga memiliki kebiasaan lain, yakni memutarkan lagu hip hop ala maul dan lagu galau ala okta. Kehidupan camp satu bulan lalu benar-benar hidup. Rasa kekeluargaannya terasa.
Selanjutnya, aku mendapatkan pelajaran melalui ruang belajar kelas. Bertemu dengan seorang teman yang memiliki semangat belajar luar biasa. Jika ia tidak tahu dan belum paham materi, maka ia akan bertanya hingga tuntas. Ia juga sosok penyabar. Ruang kelas juga mempertemukanku dengan orang-orang low profile. Nampak preman, nyatanya wah wah wah. Aku terkesima ketika temanku yang memiliki penampilan asal-asalan mengeluarkan pertanyaan "Apa surah yang paling kamu suka?". Ia juga menjelaskan surah yang ia suka beserta alasannya.
Selain belajar di kelas. Aku juga tergabung dalam kelompok belajar TOEFL. Semangat anggotanya sangat tinggi wkwk. Hampir setiap hari memiliki jadwal belajar. Orang libur, grup satu ini tetap belajar. Belajar menjadi santapan sehari-hari. Jangan pikir mereka adalah orang-orang yang kaku. Bernyanyi dan tertawa mengiringi ruang diskusi, sehingga asik.
Begitulah ceritaku selama di Pare. Ada beberapa hal yang bisa aku petik selama tinggal disana. Benarlah kata sebuah quote "Merantau akan memberikanmu banyak pengalaman hidup". Selanjutnya "Pergilah sejauh mungkin tapi jangan sampai lupa pulang". See you next time Pare!
4 Komentar
Kurang lagunya mbak ainunnn wkwkwk.. tambahin2
BalasHapusterlalu pusing untuk dicantumkan wkwk
HapusSiapa itu maulll woyyy:v
BalasHapusbocil wkwk
Hapus