Ragam Bahasa, Indonesia Juaranya

 

Sumber Foto: Unsplash.com

Sabang sampai Marauke, Indonesia memiliki harta berlimpah ruah. Selain kaya akan sumber daya alam, Indonesia juga kaya akan kebudayaan; rumah adat, baju adat, lagu daerah, senjata tradisional, jenis tarian, makanan khas daerah termasuk bahasa daerah. Berdasarkan rilis Kemendikbud, totalnya ada 718 bahasa daerah. Wow sekali bukan.

Diantara banyaknya 718 bahasa daerah, minimalnya setiap orang memiliki satu atau dua bahasa daerah yang ia kuasai. Mengapa begitu?. Misalnya kamu terlahir dari ibu dan ayah yang berbeda daerah, maka kamu akan mendapatkan dua bahasa daerah sekaligus. Sebaliknya jika ibu dan ayah dari daerah yang sama, maka hanya satu bahasa daerah yang kamu ketahui. Secara logikaya seperti itu wkwk, tapi berbeda kasus jika ibu dan ayah dari kecil membiasakanmu berbicara bahasa Indonesia setiap saat, maka hilang sudah warisan penting itu.

Satu kata dalam bahasa daerah x bisa berbeda dengan daerah y, itulah sebabnya penting untuk mengetahui bahasa daerah. Jangan minim bahasa daerah seperti aku, hanya tahu bahasa Palembang saja dan itu pun bukan bahasa tok wkwk. Contohnya saat ada perkumpulan keluarga, aku lebih banyak diam dan sesekali nimbrung ketika aku mengetahui apa yang sedang dibicarakan. Ada satu kejadian yang membuatku kebingungan ketika bibiku memberi perintah, “Matike dulu lampu di jabo”. Aku bingung di jabo itu apakah ruang depan, tengah atau belakang sampai akhirnya aku berkata jujur bahwa tidak mengerti dan seperkumpulan keluarga itu menertawakanku hahaha.

Pertemuan berikutnya, ada saja yang memerintahku, “Yu tolong panggilkan tulang”. Nah loh waktu itu aku berpikir kenapa bibiku meminta memanggilkan tulang, tulang siapa yang dimaksud, apakah tulang sapi, tulang kambing atau tulang ayam. Aish mengapa bibiku jadi aneh begitu. Tanpa pikir terlalu lama, aku langsung saja bertanya, “Tulang siapo bi?”. Ternyata yang dimaksud bibi adalah si oom, dalam bahasa medannya tulang. Sungguh unik sekali bahasa daerah di Indonesia. Contoh lainnya “Mau kemana?”, dalam bahasa Palembang disebut “Nak kemano”, dalam bahasa Lahat disebut “Nak kemane?”, dan dalam bahasa Rejang Lebong disebut “Lok mei pe?” sekilas seperti bahasa China, eh apa iya?.

Ngomong-ngomong, kita sebagai anak muda harus bangga akan hal ini dan melestarikannya ke anak, cucu dan cicit kita nanti agar kearifan lokal tidak menghilang bak ditelan bumi. Namun perlu juga untuk mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa wajib karena tidak semua orang yang kita temui mengerti bahasa kita dan kita belum tentu mengerti bahasanya, tepatnya agar tidak terjadi disinformasi.

Terkadang aku berpikir, untuk mempermudah seseorang berkomunikasi dengan orang lain yang semisalnya tidak lancar dalam berbahasa Indonesia, sebaiknya fitur google translate ada versi bahasa daerah hihi. Kalau menurutmu bagaimana?.

Posting Komentar

10 Komentar

  1. Rahayu.. Tulisannyo kecik nian. Saroo kakak baconyo. Kalo boleh saran, ukurannyo agak dibesakki lagi hiihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwwk tadi ubah setting jadi 12 dan sekarang sudah diubah lagi, makasih kak🙏

      Hapus
  2. Wkwk mantaap emang Indonesia, keren bin ajaib

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yoii. Multibahasa yg bikin Indonesia jadi unik, seolah olah rakyat Indonesia menjadi pintar-pintar karena pandai berbahasa wwkwk

      Hapus
    2. Indonesia kita semua, palembang wong kito galo wkwk

      Semoga kita bisa melestarikan bahasa daerah😇

      Hapus
  3. Lok mei pe? Cakep ee berasa di China dengan bahasa daerah itu. Samolah cak aku mbak yu, biso baso Palembang jugo tapi dak tok (cuman tau karno kuliah tulah). Nah sikok lagi aku pacak makae base dusun Sekayu😂

    BalasHapus
  4. 718 luar biasa banyak ya wkwkw

    Kalo bahasa mbak mirip bahasa Cina, bahasa kami mirip bahasa Thailand (kata teman-teman sma).

    BalasHapus
  5. Bahasa Indonesia pemersatu, Indonesia sangat beragam ya

    BalasHapus