Jeda

Hai bagaimana kabarmu?
Bagaimana Hatimu?
Baik baik saja atau dilanda sesak?

Tentu saja aku berharap kamu baik baik saja, dan untuk yang hatinya sedang dilanda sesak, semoga tulisan ini sedikit melegakan batinmu...

Tentang Jeda...
Bila kita perhatikan dalam sebuah kalimat panjang, kerap kali kita melihat tanda jeda, baik koma maupun titik seperti dalam tulisan ini hehe.

Sedari sekolah dasar sampai sekarang, kita mengerti koma atau titik digunakan untuk memberi jeda pada pernapasan saat membacanya. Begitu juga konteks jeda dalam kehidupan, memberi ruang alam pikir untuk beristirahat sebentar.

Ilustrasi Karya Dina Mardiati

Aku tahu tak selamanya kita kuat, tak selamanya tersenyum, tak selamanya apa yang direncanakan sesuai realita, tak seindah dunia mimpi.

Sekali dua kali, kita mungkin bisa saja membendung semua perasaan itu, berlaga menjadi orang kuat seperti tidak ada masalah, tersenyum didepan orang banyak, menjadi pembawa tawa dan memberi kalimat semangat pada mereka yang sedang lemah.

Tapi bagaimana jika disuatu titik kita benar benar terpuruk?
Perkataan orang terdekat seperti angka delapan yang tak berujung.

Teman, mungkin saja nasehat teman kita benar namun perasaan kita menguasai alam pikir.

Hum gapapa...
Tarik napas, berilah jeda pada diri sendiri.
Luangkanlah waktu pada pertengahan malam untuk merenung.

Menangislah,
Iya benar menangislah tak apa,
Tidak ada yang melihat, kini hanya Kamu dan Allah Swt.

Perlahan, tarik napas lagi.
Satu dua atau banyak masalah yang ada dalam hidupmu,
Mulailah menerimanya.

Berceritalah pada Yang Maha Mendengarkan,
Mintalah pertolongan pada Yang Maha Penolong,
Berdoalah disepertiga malam...

Ingat ini hanya jeda,
Jangan berhenti sampai disini,
Bumi masih menunggumu untuk beraksi,
Malaikat masih menunggu catatan amal kebaikan yang akan kamu perbuat...

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Menepi sebentar untuk kembali. Mungkin, aku hanya perlu jeda. Thanks mbakk 😓

    BalasHapus